Serbuan beraneka pasta gigi tak terelakkan. Ada yang berasa pedas, menyegarkan, minim busa, khusus gigi sensitif, hingga mengandung pemutih. Kalau begitu, bagaimana memilihnya ? Amankah dipakai setiap hari ?
Pasta gigi berpemutih yang beredar di pasaran tergolong aman. Salah satu kandungan utama pemutih pada pasta gigi itu adalah carbamide peroxide. Kandungannya kurang dari 5 persen. “Kandungan carbamide peroxide pada pasta gigi pemutih memang sangat kecil. Sebab, bila berlebihan, ada efek samping merusak gusi dan beracun bagi si pemulah.
Nah, karena kandungan pemutih kecil, tentu efek memutihkan gigi juga minimal. Misalnya, skala gigi putih 1-10, angka 1 dinilai paling putih. Sedangkan nilai gigi Anda 9. Kalaupun pasta rutin digunakan, maksimal hanya bisa meningkat menjadi skala 7. Apalagi, sebenarnya, pasta gigi pemutih hanya berfungsi untuk membantu kinerja sikat gigi dalam membersihkan gigi.
Menurut para dokter gigi tak semua orang boleh membubuhkan pasta gigi berpemutih. Orang yang giginya tergolong sensitif tidak disarankan untuk menggunakan pasta gigi berpemutih. Bila memakai pasta berpemutih, biasanya gigi makin sensitif.
Selain pasta gigi berpemutih dan khusus gigi sensitif, tak sedikit pasta gigi yang mendapatkan penambahan fluor atau bahan lain. Pada penambahan fluor, tujuan yang diinginkan ialah menguatkan dan mencegah gigi berlubang. Dosis aman dalam air adalah 0,7-1,2 ppm. Kelebihan fluor akan mengakibatkan fluorosis (gigi mengelupas dan warnanya menjadi kecokelatan) dan keropos.
Sedangkan penambahan sejenis minyak atsiri atau mentol memberikan rasa pedas segar. Pasta dengan bahan tersebut tidak akan melukai gusi serta aman untuk gigi.
Bleaching
Selain memutihkan gigi melalui pemakaian pasta gigi berpemutih, masih ada cara lain. Yakni, bleaching. “Hal ini berkaitan dengan proses oksidasi pada dentin (tulang gigi) melalui email. Dengan begitu, warna gelap pada dentin teroksidasi sehingga menjadi lebih putih.
Ada perbedaan antara memutihkan gigi melalui bleaching dan pasta gigi. Pada proses bleaching, tidak semua gigi diputihkan. Tak semua perubahan warna gigi juga bisa di bleaching. Di antaranya, perubahan wama karena kebanyakan minum antibiotik, fluorosis, dan karies.
Bahan yang berfungsi sebagai pemutih pada bleaching adalah hydrogen peroxide atau carbamide peroxide.
Apalagi, ada efek yang muncul setelah proses bleacing. Di antaranya, secara temporer gigi sensitif (mudah nyeri) terhadap suhu panas, dingin, rasa manis, dan asam. Ada pula risiko kematian saraf gigi, nyeri pada gusi, dan efek keracunan.
Untuk melakukan bleaching, tak ada batasan umur boleh mulai melakukan bleaching. Namun, sebaiknya dilakukan pada saat gigi dewasa atau gigi tetap. Setelah bleaching, umumnya level putih gigi akan tetap terjaga.
a
Antisipasi Perubahan Warna Gigi
Ada beberapa tips untuk mencegah gigi geligi berubah warna.
- Pilih makanan yang minim pewarna
- Pilih makanan segar
- Gosok gigi minimal 4 kali sehari selama masing-masing 5 menit.
Langkah diatas mencegah menempelnya sisa makanan dan minuman berwarna pada gigi.
- Pilih pasta gigi yang sedikit menghasilkan busa.
- Tidak terlalu kasar saat menyikat gigi.
- Hindari minum jamu terlalu sering. Walau berasal dari perwarna alami, jamu tetap bisa mempengaruhi warna gigi.
- Konsumsi antibiotik terlalu sering pada anak-anak bisa mempengaruhi pembentukan gigi.
0 komentar disini kalau suka...:
Posting Komentar